السلاح في بيان النكاح
تأليف
العلامة الشيخ محمد خليل بن عبد
اللطيف البنكلاني
بالمعهد الإسلامي السلفي نور
الخليل
دمعان بارات بانكلان مادورا
ASSILAAKH FII BAYANIN NIKAAH
Karya: Al Allamah Assyaikh
Muhammad Kholil Bin Abdillathif Al Bankalani
Penterjemah: Administrator FB PP.
Al Fattah Pule
DEVINISI NIKAH DAN HUKUM MENIKAH
Percetakan: Ma’had Islami as
Salafi Nurul Kholil Bangkalan
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله على المنن. والصلاة
والسلام على الوجه الحسن سيدنا محمد وأله و صحبه إلى أخر الزمان. أما بعد: فهذا
كتاب السلاح في بيان النكاح
Dengan menyebut nama Alloh yang
maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Alloh, atas
segala anugrah. Sholawat dan salam terhatur dengan indah pada pemimpin kita
Nabi Muhammad SAW. keluarga dan sahabatnya sampai akhir zaman. Amma Ba’du: ini
adalah kitab ASSILAAKH FII BAYANIN NIKAAH (Pedang. Tentang Penjelasan Nikah)
DEVINISI NIKAH
س: ما معنى النكاح؟
ج: معنى النكاح لغة الوطء
والجمع ومعناه اصطلاحا عقد يتضمن إباحة وطء بلفظ انكاح أو تزويج.
Soal: Apa makna Nikah?
Jawab: Makna nikah secara bahasa
adalah menginjak dan berkumpul. Dan makna nikah secara istilahi adalah akad
yang mengandung konsekwensi boleh wat’i (bersetubuh dengan lawan jenis) dengan lafadz inkah (menikahkan)
atau tazwiij (menikahkan).
HUKUM PERNIKAHAN
س: ما حكم النكاح؟
ج: حكم النكاح إما واجب إما
حرام إما مستحب وإما مكروه.
فالواجب على من قويت شهوته وعلم
أنه لولم يتزوج لفعل الفاحشة, كما قال بعضهم: إذا قام الذكر عمى البصر وزال الحذر.
والحرام نكاح المعتدة والمحرمة
والمحرم.
والمستحب لمن تاقت نفسه وعلم
أنه لولم يتزوج لم يفعل الفاحشة ولكن لم يطمئن قلبه.
والمكروه نكاح الحمقاء والسيئة
الخلق والمطلقة وقد رغب مطلقها فيها. وفي الخبر عن سيد البشر صلى الله عليه وسلم
انه قال: “لا تتزوج شهبرة ولا لهبرة ولا نهبرة ولا هيدرة ولا لفوتا”. قال الإمام
الخطابي: الشهبرة الزرقاء البدنية, والهبرة الطويلة المهزولة, والنهبرة القصيرة
الذميمة, والهيدرة العجوز المدبرة, واللفوت ذات الولد من غيرك.
Soal: Apa hukum menikah?
Jawab: Hukum nikah adakalanya
wajib, haram, mustahab/sunah. Dan adakalanya makruh.
Wajib menikah: Bagi orang yang
kuat syahwatnya (tinggi “tegangannya”). Dan ia mengetahui, apabila tidak
menikah, sungguh! Dia akan melakukan al Faakhisyah (perbuatan tak
senonoh/perbuatan jelek).
Seperti ungkapan sebagian ulama:
“APABILA DZAKAR SUDAH BERDIRI. MAKA, MATA AKAN BUTA DAN TAKUT AKAN SIRNA”.
Haram menikah: Perempuan dalam
masa iddah, perempuan dan lelaki dalam keadaan Ihram.
Sunah menikah: Bagi orang yang
“kebet”/sangat ingin menikah. Dan ia mengetahui, apabila tidak menikah. Dia
tidak akan melakukan al Faakhisyah. Namun hatinya tidak akan tenang.
Makruh menikahi: Orang
bodoh/Pandir (hoh-hah:Jawa), wanita yang buruk ahlaknya, wanita ter-talak, yang
suami pertama (pen-talak) masih mencintainya.
Dan dalam hadist dari Pemimpin
Manusia Shollallohu Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda: “Janganlah menikahi
Syahiiroh, Lahbaroh, Nahbaroh, Haydaroh dan Lafwata”.
Imam Al Khotthoobii berkata:
Syahiiroh Adalah: Wanita Yang
(Kulit) Badannya Biru/Ungu
Lahbaroh Adalah: Wanita Tinggi
Kurus
Nahbaroh Adalah: Wanita Pendek
Jelek
Haydaroh Adalah: Wanita Tua
Udzur/Renta
Lafwafa Adalah: Wanita Yang
Mempunyai Anak, Tapi Bukan Darimu
TUJUAN NIKAH, RUKUN NIKAH, SYARAT
SUAMI DAN SYARAT ISTRI
TUJUAN NIKAH
ص: 3-4-5
س: ما المقصود من النكاح؟
ج: المقصود منه الإستمتاع
بالمرأة الجميلة وغض البصر عما لا يحل النظر والولد الصالح يدعو له.
Soal: Apa Maksud Nikah?
Jawab: Maksud nikah adalah Ingin
ber-“suka-suka” dengan wanita cantik, memejamkan mata dari wanita yang tidak
halal melihatnya, (mendapatkan) anak sholih yang men-Do’akan-nya.
RUKUN NIKAH
س: كم أركان النكاح؟
ج: أركان النكاح خمسة: زوج و
زوجة و ولي و شاهدان و صيغة.
Soal: Ada Berapa rukun-rukun
nikah?
Jawab: Rukun-rukun nikah ada
lima:
1.
Suami.
2.
Istri.
3.
Wali.
4.
Dua Saksi
5.
Shigot/pelafadzan.
SYARAT SUAMI
س: كم شروط الزوج؟
ج: شروط الزوج خمسة: أن يكون
ذكر يقينا و أن يكون معينا وأن لا يكون محرما بالحج أو العمرة وأن لا يكون محرما
للمرأة وأن لا يكون عنده أربع زوجات إن كان حرا أو زوجتان إن كان رقيقا.
تنبيه: لا يشترط يسار الزوج
بمؤنة النكاح لقوله تعالى: “ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ
مِنْ فَضْلِهِ “, ولكن ينبغي أن يكون موسرا بالمؤنة وهي المهر والنفقة
والكسوة والمسكن.
Soal: Ada berapa syarat suami?
Jawab: Syarat-syarat suami ada
lima:
1.
Laki-laki sejati/secara yakin.
2.
Tertentu.
3.
Bukan orang yang melaksanakan
ihram haji atau umroh.
4.
Bukan mahram wanita -yang akan di
nikahi-.
5. Ia tidak
mempunyai empat istri apabila berstatus khur/merdeka, atau dua istri apabila
berstatus roqiiq/budak.
Pepiling:
Tidak di syaratkan kaya-nya suami
dengan biaya pernikahan, karena firman Allah Ta’ala:
“jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. -QS. An Nuur 32-”,
Namun alangkah baiknya apabila
suami kaya/mampu dengan biaya pernikahan, yakni: Mahar, Nafkah, Pakaian Dan
Rumah.
SYARAT ISTERI
س: كم شروط الزوجة؟
ج: شروط الزوجة خمسة: أن تكون
إمرأة وأن تكون معينة وأن لا تكون محرمة بالحج أو العمرة وأن لا تكون محرما للزوج
وأن لا تكون في عدة أو في نكاح.
تنبيه: المحرم بضم الميم وسكون
الحاء وكسر الراء من أحرم بالحج أو العمرة. والمحرم بفتح الميم وسكون الحاء و فتح
الراء من حرم نكاحها بنسب أو رضاع أو مصاهرة.
Soal: Ada berapa syarat-syarat
Istri?
Jawab: Syarat-syarat Istri ada
Lima:
1.
Perempuan sejati.
2.
Tertentu.
3.
Bukan orang yang melaksanakan
ihram haji atau umroh.
4.
Bukan mahram Suami -yang akan di
nikahi-.
5.
Tidak dalam masa iddah atau dalam
tali pernikahan.
Pepiling:
Lafadz al Muhrim, dengan terbaca
dlommah mim, sukun Kha’ dan karsoh ro’ adalah orang yang melakukan ihram haji
atau umroh.
Dan lafadz Al Mahram, dengan
terbaca fathah mim, sukun kha’ dan fathah Ro’ adalah orang yang haram
menikahinya -dari jalur- nasab, rodlo’/tunggal per-susuan atau mertua.
WALI DAN
SAKSI NIKAH
س: كم شروط الولى؟
ج: شروط الولى
خمسة, أن يكون ذكرا مسلما وان يكون عادلا وان يكون عاقلا وان يكون بالغا وان يكون
مختارا
Soal : berapakah syarat
menjadi seorang wali?
Jawab: syarat menjadi
seorang wali dalam pernikahan, ada lima:
1. Laki-laki muslim.
2. Mempunyai sifat adil.
3. Berakal
4. Baligh
5. Tidak dalam keadaan
terpaksa
WALI DALAM
PERNIKAHAN
س: من الولى؟
ج: الولى ابو
المرأة فجدها فاخوها من الأب والأم, فاخوها من الأب فبنوهما, كذلك فعمها لأبوين ثم
بنوهما كذلك ثم الحاكم ولا ولاية للأبعد مع وجود الأقرب.
(تنبيه) يجوز للولى, ان يتولى بنفسه او يوكل غيره
ممن اتصف بصفة الولاية.
Soal: siapakah wali dalam
pernikahan?
Jawab: Wali, dalam permasalah pernikahan secara berurutan adalah:
1. Bapak mempelai perempuan
Jawab: Wali, dalam permasalah pernikahan secara berurutan adalah:
1. Bapak mempelai perempuan
2. Kakek mempelai perempuan
3. Saudara laki-lakinya dari
ayah dan ibu
4. Saudara laki-laki dari
ayah
5. Anak laki-laki dari
saudara seayah dan ibu
6. Paman se-ayah dan ibu
7. Anak laki-laki dari paman
se-ayah dan ibu
8. Wali Hakim
9. Tidak diperbolehkan untuk
menjadikan seorang wali dari saudara yang jauh dalam urutan nasab, ketika ada
saudara yang lebih dekat.
Pepiling:
Diperbolehkan bagi seorang wali (ayah, semisal-red), untuk menjadi seorang wali bagi dirinya sendiri, atau mewakilkan kepada orang lain, yaitu dari orang-orang yang mempunyai sifat sebagai seorang wali.
Diperbolehkan bagi seorang wali (ayah, semisal-red), untuk menjadi seorang wali bagi dirinya sendiri, atau mewakilkan kepada orang lain, yaitu dari orang-orang yang mempunyai sifat sebagai seorang wali.
SYARAT
SAKSI
س: كم شورط
الشاهدين؟
ج: شروطهما كشروط
الولى, الا انه يشترط ان يكون سمعين بصرين. ولا يشترط فى الولى ان يكون سميعا
بصيرا, فيجوز ان يكون اعمى واصم.
(تنبيه) يشترط لكل ان يكون ناطقا وان يكون حرا.
Soal: Berapakah syaratnya
dua saksi dalam pernikahan?
Jawab: Syarat dua saksi dalam pernikahan, sebagaimana syaratnya menjadi wali, kecuali bagi dua saksi tersebut keduanya harus bisa mendengar dan melihat, sedangkan bagi wali tidak disyaratkan hal tersebut. Maka diperbolehkan bagi orang buta dan bisu untuk menjadi wali nikah.
Jawab: Syarat dua saksi dalam pernikahan, sebagaimana syaratnya menjadi wali, kecuali bagi dua saksi tersebut keduanya harus bisa mendengar dan melihat, sedangkan bagi wali tidak disyaratkan hal tersebut. Maka diperbolehkan bagi orang buta dan bisu untuk menjadi wali nikah.
Pepiling:
Disyaratkan bagi semuanya untuk bisa berbicara dan orang yang merdeka (bukan budak).
Disyaratkan bagi semuanya untuk bisa berbicara dan orang yang merdeka (bukan budak).
SIGHAT DAN IJAB KABUL
س: ما الصيغة؟
ج: الصيغة هى الإيجاب والقبول
فالإيجاب قول الولى أنكحتك بنتى فلانة بمهرريالين مثلا، والقبول قول الزوج قبلت
نكاحها بالمهر المذكور.
Soal: Apakah yang di namakan
dengan shighot ?
Jawab: Yang dikehendaki dengan
shighot adalah ijab dan qobul dalam pernikahan, ijab, sebagaimana
perkataan wali “saya menikahkan kamu dengan binti fulanah dengan mahar 2
real“. Sedangkanqobul, seperti perkataan calon suami “saya
menerima nikahnya perempuan tersebut dengan mahar yang telah disebutkan“.
س: كم شروط الإيجاب؟
ج: شروط الإيجاب اثنان، ان يكون
بلفظ انكاح او تزويج. ولا يصح بلفظ اباحة او بيع اونحومها. وان يكون من الولى او
وكيله، ولا يصح من غيرهما.
Soal: Berapakah syarat ijab?
Jawab: Syarat ijab ada 2:
§ Pertama:
dengan menggunakan lafadz انكاح (menikahkan), atau dengan lafadz تزويج (menikahkan), tidak sah dengan menggunakan lafadz اباحة (memperbolehkan), atau بيع (menjual), atau dengan lafadz yang sama dengan kedua lafadz
diatas.
§ Kedua: Lafadz
tersebut keluar dari wali mempelai perempuan atau wakil dari wali, tidak
diperbolehkan dari selain dua orang tersebut.
س: كم شروط القبول؟
ج: شروط القبول اربعة، ان يكون
متفقا بالإيجاب، فلو قال الولى زوجتك هندا فقال الزوج قبلت تزويج دعد، لم يصح. وان
يكون متصلا بالإيجاب، وان لايحصل بينهما فصل طويل او كلام اجنبى وان يكون من الزوج
او وكيله.
Soal: Berapakah syarat qobul?
Jawab: Syarat-syarat qobul dalam
pernikahan ada empat:
Pertama: Kesesuaian antara qobul
dan ijab, apabila si wali mengatakan “aku menikahkanmu dengan Hindun”, kemudian
si calon suami berkata “aku menerima nikahnya Da’dun”. Maka pernikahannya tidak
sah;
Kedua: Jawaban dari ijab
harus muttasil (tidak ada perkataan yang memisahkan
diantara keduanya);
Ketiga: Tidak adanya pemisah yang
lama diantara ijab dan qobul, atau dengan perkataan yang lain;
Keempat: Lafadz qobul
harus keluar dari mempelai pria atau wakilnya.
SYARAT
SAH DAN HAL YANG MEMBATALKAN PERNIKAHAN
س: كَمْ شُرُوْطُ
صِحَةُ النِكَاحُ؟
ج: شُرُوطُ صِحَةُ
النِكَاحُ إِثْنَانِ، إِسْتَكْمَالُ الأَ رْكَانِ والشُرُوطِ، وَفَقْدِ
المَوَانِعِ.
Soal: berapakah
syarat-syarat sahnya nikah?
Jawab: syarat syahnya nikah
ada dua:
1. Menyempurnakan rukun dan
syarat- syarat nikah;
2. Terhindarkan dari hal-hal
yang menyebabkan tercegahnya pernikahan.
س: كم مبطلات
النكاح؟
ج: مبطلات النكاح
إثنان، فقد ركن من الأركان او شرطٍ من الشروط وارتداد من احد الزوجين.
Soal: Berapakah perkara yang
membatalkan nikah?
Jawab: Hal-hal yang
membatalkan nikah ada 2 (dua),
1. Hilangnya satu rukun
nikah dari beberapa rukun nikah, atau hilangnya satu syarat dari beberapa
syarat sahnya nikah.
2. Murtadnya salah satu dari
pasangan suami dan istri.
KEWAJIBAN
SUAMI ISTERI
س: ما الواجب على
الرجل لزوجته؟ وكم هو؟
ج: الواجب عليه لها
خمسة: مهر ونفقة وكسوة ومسكن ومعاشرة بمعروف.
Soal: apakah kewajiban bagi
seorang laki-laki kepada istrinya?, dan berapakah jumlahnya?
Jawab: kewajiban bagi
seorang lelaki kepada istrinya adan5 (lima):
1. Mahar;
2. Nafkah; (menurut nihayatuzzain, nafkah minimal untuk orang miskin 1 mud bahan pokok, untuk orang kaya 2 mud, untuk ekonomi menengah 1,5 mud, 1 mud = 6,7 ons)
3. Pakaian;
4. Tempat tinggal;
5. Bergaul dengan istrinya
yang baik.
س: ما الذى يجب على
المرأة لزمجها؟ وكم هو؟
ج: الواجب عليها له
ثلاثة : طاعة له فى نفسها فيما اباحه الله، وان لا تصوم نفلا إلا بإذنه، وأن لا
تخرج من بيته بغير إذنه.
)تنبيه) يحرم على
الرجل الإمتناع من الأمور الواجبة عليه، ويحرم على المرأة النشوز، وبه يسقط الحقوق
الواجبة لها حتى ترجع الى الطاعة. ويجب على الرجل تعليم زوجته مالابد منه من
الأركان الإسلام والإيمان، وما يجب من اداء ما اوجبه الله واجتناب ما حرمه الله
تعالى. وفى التنزيل “وعاشروهنّ بالمعروف، فان كرهتموهن فعسى ان تكرهوا شيئا ويجعل
الله فيه خيرا كثيرا”.
Soal: Apa sajakah hal-hal
yang diwajibkan bagi seorang wanita kepada suaminya?, dan berapakah jumlahnya?
Jawab: Kewajiban bagi
seorang wanita untuk suaminya ada 3 (tiga):
1. Mengabdikan diri kepada
suaminya dalam perkara yang diperbolehkan oleh Allah;
2. Janganlah melaksanakan
puasa sunnah kecuali mendapatkan ijin dari suaminya;
3. Janganlah keluar rumah
kecuali mendapatkan ijin dari suaminya.
(Pepiling)
Haram bagi seorang lelaki
mencegah dari hal-hal yang telah diwajibkan baginya, dan diharamkan bagi
perempuan untuk mutung (marah), karena dengan sebab hal tersebut bisa
menggugurkan hak-hak yang diwajibkan bagi perempuan tersebut (istri), sampai
dia kembali taat pada suaminya. Wajib bagi suami untuk mengajarkan kepada
istrinya pada perkara-perkara yang wajib dari rukun-rukun islam dan iman, dan
pada perkara-perkara yang wajib dari melaksanakan kewajiban yang telah
diperintahkan oleh Allah dan menjauhi dari perkara yang telah haramkan oleh
Allah.
Dalam suatu ayat disebutkan:
“Dan bergaullah dengan
mereka secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. QS. an-Nisaa’ 19.
1 komentar:
Nderek silaturahmi kaleh ngaos gus........
Posting Komentar